Posted on: 11/18/20 at 10:30 am
Empat tahun berjalan di scene musik indie, tiba saatnya Antartick merilis album perdana mereka bertajuk The Lone White Wolf. Sebagai pembuka, band alternative rock asal Bogor ini mengemas albumnya dalam format digital sebelum dikeluarkan dalam kepingan cakram padat.
Baca juga: Rangkul Yacko, Antartick Ajak Kita ‘Speak Up!’ Tentang Ketidakadilan Sosial
Album ini berisikan 9 lagu yang pernah dirilis Antartick sebelumnya sebagai single beserta lagu lainnya. Beberapa pun dikemas dalam bahasa Inggris dengan tema dan nuansa yang beragam.
“Album pertama kami ini adalah awal perjalanan. Terima kasih untuk yang selalu menunggu karya-karya terbaru Antartick. Selamat menikmati album pertama kami,” ujar Helvi sang bassis.
Untuk mengemas visual di album ini, band yang digawangi Anang (gitar), Joean (vokal), Sandy (dram) dan Helvi itu bekerja sama dengan seniman sekaligus ilustrator Monica Hapsari. Tema serigala putih menjadi karakter yang tepat mewakili karya perdana ini.
“Biarlah gambar ini menjadi tanda pengingat, untuk tidak pernah menyerah dan selalu sangat percaya pada tujuan hidup kita. Meskipun kamu harus menjalaninya sendiri. Meskipun kamu tidak memiliki siapa pun untuk mendukungmu. Meskipun tidak ada yang mengerti dirimu. Meskipun kamu direndahkan sekalipun. Meskipun kamu merasa sendirian. Kamu tidak akan pernah benar-benar sendirian. Karena sahabat sejatimu sampai hari kematianmu …adalah Dirimu sendiri”.
Kira-kira begitulah Monica yang juga seniman dari film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini tersebut menggambarkan karyanya dalam puisi.
Single baru ‘Every Hello Has A Sweet Goodbye’ feat. Cute Papa
Sebagai penanda album, Antartick pun merilis sebuah single berbahasa Inggris bertajuk ‘Every Hello Has A Sweet Goodbye’. Ini kali pertamanya bagi Antartick mencoba bereksplorasi dengan lirik yang berbeda.
“Lagu ini terinspirasi dari siklus yang dialami setiap orang dalam kehidupan sosialnya, terutama hubungannya dengan orang lain. Setiap salam perjumpaan akan selalu bertemu salam perpisahan. Atau setiap ucapan selamat tinggal akan mempertemukan dengan perjumpaan-perjumpaan lainnya. Selalu ada hal dan pelajaran baru yang bisa kita ambil untuk membuat diri kita menjadi pribadi yang lebih baik,” tutur Anang.
Musisi Cute Papa pun dilibatkan dalam single ini. Baginya proyek kolaborasi single ini memberi tantangan baru. Karena tidak mudah untuk nge-blend dengan sebuah band yang sudah memiliki karakter sendiri.
“Sebuah hal yang menyenangkan PAPA bisa bekerja sama dengan band keren Antartick, dengan musiknya yang sangat berkarakter. Apalagi menerapkan style permainan PAPA pada musik Antartick bukanlah hal yang mudah. Menjadi tantangan dan pengalaman tersendiri. Semoga menghibur,” kata Cute Papa.
Baca juga: Single Baru Antartick, ‘Biru Kelabu’ Tampilkan Sang Bassis Sebagai Vokalis Utama
Kenapa akhirnya menyelipkan satu lagu berbahasa inggris dalam album,
Antartick mengaku ingin menggapai lebih banyak pendengar. Meskipun musik adalah bahasa universal, Antartick ingin mengakomodasi mereka yang di luar Indonesia.
Seluruh lagu dalam album The Lone White Wolf ini sudah bisa diakses melalui platform digital streaming.
Sumber: Siaran Pers
Editor: Dharma Samyayogi
Dua band yang dikenal sebagai pengusung gaya emo/modern rock, For Revenge dan Stereo Wall berkolaborasi dalam sebuah lagu yang menyatukan energi dan karakt
Grrrl Gang. (Foto: Carkultera). Setelah lama enggak merilis musik baru, akhirnya trio alternative pop rock asal Yogyakarta, Grrrl Gang kembali menyuguhkan s
Bias. (Foto: dok. Bias). Semua orang enggak wajib jadi Feminis, tapi semua orang wajib jadi Humanis. Kesetaraan, keharmonisan, dan simbiosis mutualisme anta
Tahun 2020 enggak cuma meluluh-lantakkan industri musik, melainkan semua lini kehidupan di dunia. Sementara ini kita memang masih berada di masa pandemi Co