Posted on: 07/9/20 at 10:00 am
Sonicbond Publishing telah merilis buku baru berjudul Dream Theater: Every Album, Every Song, dari sang penulis Jordan Blum.
Sebagai penerus warisan progressive rock Rush yang terbaik, tidak ada band lain yang telah mempengaruhi musik progressive metal modern sedalam atau seluas Dream Theater. Kuintet asal Amerika Selatan (AS) ini dibentuk di Berklee College Of Music dengan nama Majesty pada tahun 1985 oleh gitaris John Petrucci, dramer Mike Portnoy dan bassis John Myung, band ini telah menghabiskan 30 tahun berulang kali membongkar batasan-batasan baru dan menciptakan kembali identitas mereka. Meskipun band-band lainnya seperti Queensryche dan Fates Warning juga telah membuka jalan bagi subgenre prog-metal, Dream Theater adalah, tanpa diragukan lagi, yang pertama untuk menyatukan pengaruh dari metal dan rock progresif menjadi campuran terobosan instrumentasi yang unik, aransemen yang secara kompleks nan rumit, dan penulisan lagu yang luar biasa. Entah secara halus atau terang-terangan, mereka telah meninggalkan jejak mereka di hampir setiap band prog-metal yang telah mengikutinya.
Baca juga: Playlist Spotify Konser Dream Theater Di Jakarta Yang Seharusnya Kita Tonton
Dalam buku ini, Jordan Blum menganalisa setiap album studio Dream Theater, dan keadaan di belakang layar mereka, untuk mengeksplorasi bagaimana band ini telah memengaruhi genre dengan setiap rilisannya. Dari album klasik tahun 1990-an seperti Images And Words dan Metropolis Pt. 2: Scenes From A Memory, album tahun 2000-an seperti Six Degrees Of Inner Turbulence dan Octavarium, atau bahkan karya modern yang mendebarkan seperti A Dramatic Turn Of Events dan Distance Over Time, setiap urutan albumnya menyumbangkan sesuatu yang penting untuk membentuk warisan Dream Theater yang tanpa perlu didebat sangat fenomenal, bahkan legendaris.
Baca juga: Jadwal Baru Konser Dream Theater Di Jakarta Sudah Diumumkan Rajawali Indonesia
Jordan Blum adalah associate editor di PopMatters, memegang gelar Master of Fine Arts (MFA) dalam penulisan kreatif, dan merupakan pendiri/editor-in-chief dari The Bookends Review, sebuah jurnal seni kreatif independen. Dia berfokus terutama pada musik prog-rock/metal dan telah berkontribusi pada banyak publikasi lainnya, termasuk Sonic Perspectives, Paste, Progression, Metal Injection, Rebel Noise, Prog dan Sea Of Tranquility. Dia adalah penulis Jethro Tull On Track, yang diterbitkan oleh Sonicbond pada tahun 2019. Dan terakhir, dia biasa merekam ide-idenya yang paling gila di bawah nama samaran Neglected Spoon. Dia mengajar kursus bahasa Inggris di berbagai perguruan tinggi. Dia tinggal di Philadelphia, Pennsylvania, AS.
Penerjemah: Mohamad Shabaa El Sadiq
Editor: Dharma Samyayogi
Vote dengan tulis di kolom komentar di bawah! Caranya gampang, login terlebih dahulu ke akun Facebook atau Twitter lo atau bikin akun sebentar di Disqus.
Vote dengan tulis di kolom komentar di bawah! Caranya gampang, login terlebih dahulu ke akun Facebook atau Twitter lo atau bikin akun sebentar di Disqus.
Alex Lifeson dan Geddy Lee (Foto: Andrew MacNaughtan). Kepergian dramer legendaris Neil Peart untuk selamanya setahun yang lalu mungkin juga berarti tamatny
Vote dengan tulis di kolom komentar di bawah! Caranya gampang, login terlebih dahulu ke akun Facebook atau Twitter lo atau bikin akun sebentar di Disqus.