Posted on: 08/5/20 at 11:00 am
DISAVOWED
Revocation Of The Fallen
(2020, Brutal Mind)
Oleh Dharma Samyayogi
Fakta: Disavowed merupakan salah satu dari deretan panjang jawara brutal death metal internasional idola para “brutal freaks” di scene IDDM (Indonesian Death Metal). Band berkebangsaan Belanda ini terbentuk pada 2000 dari sisa abu kremasi Nocturnal Silence. Pada tahun yang sama, Disavowed merilis demo 3 lagu berjudul Point of View yang menggiring mereka tanda tangan kontrak dengan label rekaman Unique Leader Records berbasis California, Amerika Serikat (AS) milik pentolan Deeds of Flesh, mendiang Erik Lindmark. Setahun berikutnya, Disavowed merilis album debut Perceptive Deception yang cukup “pecah”. Namun, dramer Robbe Vrijenhoek mengalami cedera pergelangan tangan dan sempat digantikan oleh Dirk Janssen (Despondency) selama tur 2005-2006, sampai pada akhirnya Robbe resmi digantikan oleh Romain Goulon (Agressor, Arsebreed) dan bersama doi, setahun kemudian Disavowed merilis album kedua, Stagnated Existence melalui Neurotic Records, menampilkan progresi komposisi musik band yang menjadi teknikal nan njelimet walau masih memiliki benang merah groove-nya.
Baca juga: Demontration Effect “Human Demise”: Brutalitas Raga Lama Ruh Baru
Sepulang dari tur Eropa bareng Cannibal Corpse selama Mei-April 2007, beberapa bulan kemudian Romain Goulon hengkang dan bergabung bersama Necrophagist. Pada 2010, Kevin Foley (Benighted) sempat direkrut untuk menggantikannya sebelum akhirnya pada 2017 Septimiu Harsan (Pestilence) menempati jabatan dramer permanen bergabung bersama Robbert Kok (vokal), Daniel van den Broek (gitar), Gerben van der Bij (gitar), Nils Berndsen (bass) tampil di rekaman album Revocation of the Fallen yang dirilis oleh indie label spesialis death metal kebanggaan IDDM, Brutal Mind yang basis markasnya di Jakarta.
Kelebihan: Masih mengusung konsep brutalitas dan teknikalitas yang sama seperti Stagnated Existence, Disavowed masih getol menggeber riffing khasnya dengan progresi kord diminis-minor yang sarat finger typing secara massif-agresif dan selalu sukses menghasilkan nada-nada dan beat-beat headbanging yang ear-catching di mana semuanya terpapar jelas pada hampir tiap lagu seperti ‘The Process of Comprehension’, ‘The Enlightened One’, terutama lagu utama album ini, ‘Revocation of the Fallen’ yang berdurasi paling panjang. Dengan interval yang rapat nan padat dan sering digeber ngebut bersama serangan blast beat, Disavowed membuktikan keterampilannya menyelaraskan dan menyeimbangkan antara kekacauan nan hectic dan relaksasi seluruh indra pencerna musik pekak melalui bagian-bagian bertempo sedang yang groovy.
Kekurangan: Setelah 13 tahun kemudian sejak Stagnated Existence, Disavowed mempersembahkan karya baru yang nggak membawa sesuatu yang benar-benar baru sebagai penanda era selama jeda yang melebihi satu dekade. Sound rekaman snare dramnya lebih baik ketimbang sebelumnya, namun frekuensi sound secara keseluruhannya, terutama gitarnya menjadi lebih treble yang membuat gendang telinga cepat lelah. Lebih cocok sound yang agak “low-frequencies” seperti Stagnated Existence mempertimbangkan begitu padat nan rapatnya aransemen dalam komposisi musik yang dominan serba ultra-cepat.
Baca juga: Death Vomit “Dominion Over Creation”: Dominasi Raja OSDM Yang Tak Terbantahkan
Kesimpulan: Meskipun hanya mempertahankan dan mengulang nuansa yang sama, Disavowed seperti nggak mau ambil risiko jika bereksplorasi lebih jauh atau mungkin memang hanya mau menggeber konsep seperti ini sekarang dan seterusnya. Yang pasti, sebagian besar para die-hard fans Disavowed tetap menyambut album ini dengan suka cita dan album ini memang termasuk yang wajib masuk ke dalam rak koleksi rekaman fisik seri death metal asal negara bekas penjajah Tanah Air kita, bray.
Verdict: 8
Tags:
Sufism. (Foto: dok. Sufism). Nama band ini memang sama sekali nggak merefleksikan tema atau karakteristik musik death metal. Sufism, sufisme atau dalam ajar
Kaligula. (Foto: dok. Kaligula). Terbentuk pada 2007, Kaligula awalnya mengusung musik alternative rock ala "Seattle Sound" alias grunge yang formasinya ter
Skeptis. (Foto: dok. Skeptis). Setelah komposisi dari rangkaian materi Skeptis sudah terkumpul dan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan, band death metal
Deathorchestra. (Foto: via YouTube). Kolaborasi antara raungan cadas heavy metal dan harmoni elegan simfoni orkestra telah terbukti sebagai suguhan yang spe