Posted on: 12/12/20 at 10:00 am
Kita semua tahu bahwa industri hiburan juga telah dihajar habis-habisan karena pandemi Covid-19, tetapi ketika tahun 2020 akan berakhir dengan penutupan tahun yang telah memasuki bulan kesembilan masa pandemi, jumlah kerugian finansialnya menjadi lebih buruk dari yang diperkirakan banyak orang. Menurut Pollstar (seperti dilansir dari Variety), industri konser musik di Amerika Utara saja merugi lebih dari US$ 30 miliar (sekitar Rp 423,5 triliun) pada tahun “twenty twenty sucks”.
Baca juga: Co-Founder Lollapalooza Prediksikan Konser Tidak Akan Kembali Hingga 2022
Orang-orang dalam industri ini awalnya memproyeksikan pendapatan tahun ini di box office, dengan perkiraan US$ 12,2 miliar (sekitar Rp 172,2 triliun) jika semuanya normal. Sebaliknya, dengan sebagian besar tur dan pertunjukan live yang ditutup sejak Maret 2020, jumlah akhirnya justru bertambah hingga mencapai kerugian sebesar US$ 9,7 miliar (sekitar Rp 136,9 triliun). Jumlah itu bahkan mengalahkan perkiraan awal untuk kerugian tahun 2020, karena proyeksi kuartal alias tiga bulan pertama menempatkan total akhir pada minus US$ 8,9 miliar (sekitar Rp 125,6 triliun), namun ketidakpastian kapan usainya pandemi hanya menambah penurunan pendapatannya saja.
Sisa dari defisit US$ 30 miliar tersebut berasal dari hal-hal seperti sponsor, biaya tiket, konsesi, merchandise, dan bisnis tambahan seperti transportasi, restoran, dan hotel. Pollstar juga memperhitungkan kerugian yang ditimbulkan oleh 147.000 bisnis pertunjukan live dalam direktori publikasi, ditambah studi industri yang menghitung pendapatan tahunan dan membuat proyeksi tentang kuartal mendatang. Lo mendapatkan laporan lengkapnya di situs web Pollstar.
Ngomong-ngomong soal berita finansial yang menyedihkan ini, presiden Oak View Group pemilik Pollstar dari Divisi Media & Konferensi, Ray Waddell, mengakui bahwa “menyakitkan” untuk menyebutkan “kesulitan dan kerugian yang dihadapi industri kami dan banyak rekan kami…” Namun, doi melanjutkan, “…Kami memahami bahwa ini adalah upaya kritis untuk memfasilitasi pemulihan kami, yang untungnya sudah di depan mata. Dengan vaksin, pengujian yang lebih baik, protokol keselamatan dan sanitasi baru, smart ticketing, dan inovasi lainnya, industri pertunjukan live akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang, dan kami yakin bahwa saat ini, tahun depan kami akan memiliki cerita yang sangat berbeda untuk dibagikan kepada kalian”.
Laporan Pollstar juga memasukkan data tentang pendapatan tur yang didapat dari awal tahun 2020. Selama antara 30 November 2019 dan 7 Maret 2020, Elton John “Farewell Yellow Brick Road Tour” menempati peringkat teratas dunia dengan pendapatan kotor US$ 87,1 juta (sekitar Rp 1,2 triliun). Artis lain yang membuat rekening bank-nya “gendut” dari pendapatan turnya termasuk Celine Dion (US$ 71,2 juta / Rp 1 triliun), U2 (US$ 51,2 juta / Rp 722,7 miliar), Queen + Adam Lambert (US$ 44,6 juta / Rp 629,6 miliar), Post Malone (US$ 40,3 juta / Rp 568,9 miliar), Eagles (US$ 33,6 juta / Rp 474,3 miliar), dan Jonas Brothers (US$ 32,7 juta / Rp 461,6 miliar).
Baca juga: CEO Live Nation Tetap Yakin Konser Musik Live Akan Kembali Pada 2021
Mungkin yang paling terpukul oleh kerugian tahun ini adalah venue atau tempat pertunjukan musik yang independen dan lebih kecil, 90% di antaranya sudah tutup tanpa bantuan. National Independent Venue Association telah memperjuangkan bantuan pemerintah dengan kedekatan kongres untuk mengesahkan RUU Save Our Stages, sambil juga mengumpulkan dana untuk bantuan darurat.
Penerjemah & Editor: Dharma Samyayogi
Dr. Fauci. (Foto: dok. Consequence of Sound). Pada konferensi virtual yang diselenggarakan oleh Association of Performing Arts Professionals, Dr. Anthony Fa
"5G chip diagram" dan pedal efek Boss Metal Zone. Kita telah memasuki era di mana realitas yang nggak masuk akal adalah hal yang masuk akal. Hal yang non-lo
SOS Fest. Seiring dengan berlanjutnya Laporan Tahunan, kita akan melihat beberapa perubahan pada musik live di tahun 2020 di mana sebagian besar dunia berst
Hammersonic Festival adalah event musik akbar yang paling ditunggu tiap tahunnya oleh para penggemar musik rock dan heavy metal di Indonesia dan negara-neg