Posted on: 01/19/20 at 11:00 am
KREMATIST
Disaster Begins…
(2019, Tanjidor Production)
Oleh Dharma Samyayogi
Fakta: Krematist yang artinya “Pembakar Mayat” dibentuk pada Februari 2011 di Kelapa Gading Barat, Jakarta dengan formasi awal yang terdiri dari: Phuput (vokal) dari Burial, Uya (dram) dari Demon Prison, Beng (gitar) dan Sonny (bass) dari Kranda Mayat serta Dawen (gitar) dari Leaving Stories. Persembahan perdana karya death metal mereka melalui rilisan EP yang berjudul Memenggal Eksistensi Surga pada 2012 yang diberi judul baru menjadi Krematology setelah dirilis ulang pada 2014. Sejak itu Krematist mulai sering tampil di berbagai pentas musik underground dan berpartisipasi di banyak album kompilasi. Pada awal Oktober 2016, album debut Bangkai Bumi dirilis oleh Moonrat Production dengan dua personil pengganti Phuput dan Uya, yakni Ade Vil (vokal) dan Yugo (dram). Dan disusul pada Februari 2019, album kedua, Disaster Begins… yang menampilkan dua personil baru, yakni Jalu (gitar) dan Fajar (dram) sebagai pengganti Dawen dan Yugo.
Kelebihan: Lagu-lagu di album ini seperti ‘Poison Veil’ atau ‘Separation of the Spirit from the Body’ semuanya memiliki hantaman ganas dengan tempo super ngebut melalui rentetan blast beat yang untungnya dimainkan tidak secara dominan. Kekuatan musiknya terletak pada riff gitarnya yang cukup ‘ear-catching’ dan tidak njelimet. Lebih menonjolkan harmoni nada-nada suramnya, ritem maupun melodi, ketimbang teknikalitas sehingga nuansa old school-nya begitu terasa di sepanjang album ini. Serta banyak bagian bertempo sedang dan pelan yang dinamis dan tetap total headbanging.
Kekurangan: Dari satu lagu ke lagu lainnya hampir terdengar repetitif lantaran banyak bar sarat riff maut yang tidak pas diisi oleh blast beat dram sehingga menjadi terdengar seperti ‘maksa’. Serta sound gitarnya kurang tebal dan menampar dengan sustain panjang.
Kesimpulan: Album pelestari death metal gaya angkatan dekade ‘90an yang sukses melebur brutalitas dan harmoni dengan beberapa ‘PR’ yang harus dikerjakan agar mendapat nilai yang lebih baik.
Verdict: 6/10
Sufism. (Foto: dok. Sufism). Nama band ini memang sama sekali nggak merefleksikan tema atau karakteristik musik death metal. Sufism, sufisme atau dalam ajar
Kaligula. (Foto: dok. Kaligula). Terbentuk pada 2007, Kaligula awalnya mengusung musik alternative rock ala "Seattle Sound" alias grunge yang formasinya ter
Skeptis. (Foto: dok. Skeptis). Setelah komposisi dari rangkaian materi Skeptis sudah terkumpul dan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan, band death metal
Deathorchestra. (Foto: via YouTube). Kolaborasi antara raungan cadas heavy metal dan harmoni elegan simfoni orkestra telah terbukti sebagai suguhan yang spe