Posted on: 01/11/21 at 10:00 am
Marsha Zazula, yang turut mendirikan (co-founder) Megaforce Records bersama suaminya, Jon Zazula (alias Jonny Z), meninggal dunia di usia 68 tahun. Pasangan ini merupakan tokoh kunci yang perannya sangat penting dalam membantu melesatkan karier awalnya Metallica, Anthrax, Overkill, Testament dan band metal lainnya. Bagi metalhead yang mengalami “golden era” dekade 1980 dan 1990-an pasti nggak asing dengan mereka karena nama pasangan tersebut sering muncul di kredit titel sampul album-albumnya Metallica, Anthrax, Testament dan lain-lain.
Baca juga: Metallica Raih Lebih Dari 1 Miliar Stream 99 Juta Jam Spotify Selama Tahun 2020
Kepergian Marsha Zazula dikonfirmasi oleh putrinya, Rikki Zazula, yang menulis, “RIP Mom 21 April 1952 – 10 Januari 2021. Cintamu, kekuatanmu, memorimu, dan musikmu telah mengubah kehidupan dan akan terus berlanjut SELAMANYA”.
RIP Mom April 21, 1952 -January 10, 2021 Your love, Your strength, Your memory and Your music has changed lives and will continue to FOREVER.
Posted by Rikki Zazula on Sunday, January 10, 2021
Bersama Jonny, Marsha membantu membuka pintu bagi band-band (khususnya) thrash metal di wilayah East Coast. Jonny keluar dari pekerjaannya di Wall Street dan pasangan itu mulai menjual aneka rekaman album di pasar loak dengan nama Rock N’ Roll Heaven. Akhirnya, mereka mendirikan toko rekaman di New Jersey yang menjadi destinasi tiap metalhead yang datang dari mana saja. Setelah mereka mendengar demo No Life ‘Til Leather dari Metallica, Jonny dan Marsha memulai Megaforce Records untuk merilis album debut band calon superstar itu, Kill’ Em All, pada 1983.
Metallica memberikan penghormatan kepada Marsha pada hari Minggu pagi dengan postingan Instagram, menunjukkan gambar James Hetfield dan Lars Ulrich bersama Marsha (mengenakan baju merah), Jonny, dan humas musik Maria Ferrero (yang bekerja dengan pasangan Zazula ini di masa-masa awal Megaforce). Band ini menulis, “Rest In Peace, Marsha. Terima kasih untuk semuanya. Terima kasih banyak untuk @thejonzazula & keluarga Zazula”.
Megaforce juga akan menjadi landasan peluncuran untuk Anthrax, Testament, Overkill, dan banyak band metal lainnya, dan masih tetap menjadi label aktif hingga hari ini, terus merilis album dari Anthrax dan band lainnya.
Dilansir dari kutipan wawancara Heavy Consequence dengan Jon Zazula pada akhir 2019 setelah buku otobiografinya dirilis, Heavy Tales: The Metal. Music. The Madness, Jon berbicara dengan penuh kasih tentang Marsha, selain itu juga menyebutkan bahwa Marsha memiliki masalah kesehatan pada saat itu.
“Saya bukan hanya pembuat rekaman di belakang meja,” tutur Jon memberi tahu tentang awal mula Megaforce Records. “Saya berada di luar sana di medan perang untuk setiap hal kecil, saya ada di dalamnya. Dan kami seperti keluarga. Dan itulah getaran yang saya keluarkan dan Marsha keluarkan. Jika kamu tidak bisa berhubungan dengan saya, kamu bisa berhubungan dengan Marsha. Kami hanya bersenang-senang”.
Pada tahun-tahun terakhirnya di luar industri musik, Jon menjelaskan, “Saya masih terus berjalan, tapi saya harus menjaga Marsha, dia sedang tidak enak badan akhir-akhir ini. Saya lebih suka fokus kepadanya dan bersama teman saya daripada berada di luar sana ‘membunuh para naga'”.
Baca juga: Komik Antologi Novel Grafis Album Anthrax “Among The Living” Siap Diluncurkan
Belasungkawa kami sampaikan kepada keluarga Marsha Zazula, teman-teman, dan banyak band yang doi bantu temukan dan pandu menuju kesuksesan karier kala itu. Rest in peace, Marsha. Megaforce Records rules! \m/
Penerjemah & Editor: Dharma Samyayogi
Miley Cyrus, Elton John (Foto: Lior Phillips), Chad Smith (Foto: via Wikipedia), and Yo-Yo Ma (Foto: via Wikipedia). Ada kabar terbaru dari proyek album tri
Metallica. (Foto: via Revolver). Saat Metallica memasuki tahun ke-40 eksistensi mereka di blantika musik, raksasa heavy metal ini tetap menjadi pembangkit t
Foto: via TikTok @zariasmusic Seorang penyanyi dan artis sensasional TikTok bernama Zaria awal pekan ini mengenakan t-shirt Metallica dalam beberapa video k
Little Kruta. (Foto: Radhika Chalasani). Pernah terbayang nggak di benak lo, kira-kira bagaimana jadinya jika album ikonik rilisan 1988 …And Justice For A