Posted on: 12/16/20 at 10:30 am
Awal tahun ini, ketika pandemi mulai mencekik ekonomi industri pertunjukan live, music streaming platform yang berorientasi pada artis, Bandcamp memutuskan untuk memotong pendapatannya sendiri dari penjualan musik dan merchandise, yang dimulai sejak hari Jum’at, 20 Maret 2020 lalu. Penjualan satu kali dalam sebulan tersebut sangat sukses sehingga situs web Bandcamp segera memperpanjangnya hingga Jum’at pertama setiap bulannya selama tahun 2020. Dengan hampir berakhirnya tahun ini, Bandcamp telah menuai hasil totalnya, yaitu: artis memperoleh lebih dari US$ 40 juta (sekitar Rp 565,3 miliar) dari program Bandcamp Fridays selama tahun 2020. Konser musik live kemungkinan belum kembali normal selama beberapa bulan ke depan, maka platform tersebut telah mengumumkan empat Bandcamp Fridays lagi hingga awal tahun 2021.
Baca juga: Bandcamp Sampingkan Penghasilan Saham Untuk Dukung Musisi Selama Wabah COVID-19
Sementara para pesaingnya seperti YouTube dan Spotify telah lama dikritik karena tarif pembayaran streaming mereka yang sangat kecil, Bandcamp telah membantu menormalkan kembali konsumen yang membayar untuk musik. Pada hari Jum’at spesial tersebut, situs tersebut mengklaim bahwa “93% uang Anda sampai ke artis/label rekaman (setelah biaya proses pembayaran)”. Sekitar 800.000 penggemar musik mengambil kesempatan baik dari itu untuk membantu mendukung musisi, yang merupakan cara program tersebut memasukkan US$ 40 juta ke kantong artis dan label.
Promosi akan dimulai lagi pada tahun 2021 mendatang. Jum’at pertama di bulan Januari adalah Hari Tahun Baru, jadi Bandcamp Fridays akan menjadi hari libur di bulan itu. Namun akan dilanjutkan pada 5 Februari, dan akan berlanjut pada 5 Maret, 2 April, dan 7 Mei.
Selain hari Jum’at pertama, Bandcamp memperlakukan musisi dengan adil setiap dua hari yang diakhiri dengan ‘Y’. Untuk pembelian non-promosi, “rata-rata 82% sampai ke artis/label”. Itulah salah satu alasan Bandcamp terus tumbuh dalam hal popularitas. Menurut Los Angeles Times, penjualan bulanannya naik 122% dari tahun ke tahun. Keren ya.
Baca juga: Spotify Nge-Boost Penempatan Algoritma Artis Untuk Ganti Royalti Yang Dikurangi
Sedangkan untuk pesaingnya, CEO Spotify Daniel Ek belum lama ini justru menyalahkan artis, dengan mengatakan, “Kamu nggak bisa merekam musik setiap tiga hingga empat tahun sekali dan berpikir itu sudah cukup”. Serikat Pekerja Musisi berpikir bahwa masalahnya ada pada Spotify yang membagikan US$ 0,00348 (kurang dari Rp 50) per streaming, dan telah meluncurkan kampanye “Justice at Spotify” yang menuntut satu sen penuh. Perusahaan berlogo lingkaran hijau besar tersebut sejauh ini telah merosot pendapatannya, tetapi mereka membuat penawaran yang masih dipertanyakan untuk meningkatkan penempatan algoritme artis dengan imbalan royalti yang dikurangi. Akal-akalan doang mungkin, hehe. Hail Bandcamp!
Penerjemah & Editor: Dharma Samyayogi
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, tahun lalu Bandcamp membuat banyak artis indie bahagia dengan mengumpulkan dana sebesar US$ 40 juta (sektiar Rp
Metallica. (Foto: via Revolver). Saat Metallica memasuki tahun ke-40 eksistensi mereka di blantika musik, raksasa heavy metal ini tetap menjadi pembangkit t
Jimmy Page. (Foto: via YouTube Fender). Jimmy Page menggunakan statusnya sebagai seorang ikon rock dan Ksatria Ordo Kerajaan Inggris alias Orde of the Briti
Hanya beberapa hari setelah Serikat Pekerja Musisi meluncurkan kampanye "Justice at Spotify" mereka untuk menuntut tarif royalti yang lebih baik, Spotify t