Posted on: 11/7/19 at 4:21 pm
Musik Indonesia sedang “stagnan” alias jalan di tempat. Melihat keadaan ini, Harry “Koko” Santoso, CEO Deteksi, tergerak melakukan sesuatu agar keadaan makin membaik. Tercertuslah ide menggelar acara The Spirit of Indonesia Music yang akan dilaksanakan hingga akhir tahun 2019.
Koko menjelaskan, “Yang di maksud dengan spirit itu adalah semangat, bagaimana musik Indonesia ini ke depannya akan lebih baik, dan kita ingin menjadi bagian hal tersebut,”
Sejumlah musisi akan meramaikan The Spirit of Indonesia Music yang akan berlangsung setiap Sabtu mulai 16 November hingga 7 Desember 2019 mendatang.
Baca juga: DSS Music Siap Lukis Warna Baru di Kancah Musik Indonesia
Pengisi acara pada hari pertama adalah Pinkan Mambo. Alasan dipilihnya Pinkan adalah agar masyarakat Indonesia kembali mendengarkan suara khas mantan personil Ratu itu. “Kita akan melihat bagaimana penyanyi bersuara khas seperti Pinkan kembali menghibur masyarakat Indonesia,” ungkap Koko.
Acara ini akan digelar di tempat yang sama, yakni Grand Kemang Hotel, Jakarta. “Kebetulan Grand Kemang peduli dengan musik Indonesia. Komitmennya memang untuk men-support dengan menyediakan tempat keren. Kemang memang lokasinya berbeda dan yang penting Grand Kemang peduli dengan majunya musik indonesia,” sambung Koko.
Pertanyaannya, berapa harga tiket masuknya? “Ada tiga kelas, dibuka dengan harga Rp100.000 hingga Rp300.000,” tutup Koko.
Dr. Fauci. (Foto: dok. Consequence of Sound). Pada konferensi virtual yang diselenggarakan oleh Association of Performing Arts Professionals, Dr. Anthony Fa
Foto: Mr. Small's Theatre, Millvale. Kongres Amerika Serikat (AS) telah menyetujui paket bantuan Covid-19 bipartisan baru yang mengalokasikan dana sebesar U
Set up konser One Direction, beberapa tahun silam (Foto: YouTube). Paul Klimson, seorang engineer audio veteran yang telah bekerja dengan artis-artis sepert
Beberapa jam sebelum menggelar konser Natal bertajuk Agnez Mo Christmas Concert The Greatest Love pada Kamis (19/12) malam, Agnez Mo mengumumkan sedang mende