Posted on: 04/11/20 at 8:00 am
Sejak tahun 2015, band rock cewek Thunderpussy telah memperjuangkan hak untuk memiliki nama panggung mereka. Sekarang, berkat dua keputusan Mahkamah Agung baru-baru ini, Thunderpussy akhirnya bisa tenang dengan nasib namanya.
Pada Kamis (9 April) lalu, band yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat (AS) itu mengumumkan bahwa mereka telah secara resmi diberikan merek dagang untuk nama Thunderpussy. Selama beberapa tahun terakhir, band ini berulang kali ditolak atas permohonan merek dagang mereka oleh United States Patent And Trademark Office, mengutip aturan The Lanham Act of 1946, yang melarang bahasa “tidak bermoral atau memalukan” dalam sebuah merek dagang.
Namun, aju banding Thunderpussy berikutnya ditunda ketika Mahkamah Agung mulai mendengarkan dua kasus berbeda yang menantang The Lanham Act. Yang pertama datang dengan Matal v. Tam, di mana vokalis band The Slants, Simon Tam, menggugat Trademark Office AS karena menolak permohonan merek dagang band atas nama mereka di bawah alasan kepura-puraan dan “penghinaan” kepada komunitas Asia. Simon Tam berargumen bahwa band itu sedang merubah persepsi mengenai sebuah kata yang hina dan memenangkan kasusnya, saat Mahkamah Agung memutuskan bahwa klausa penghinaan The Lanham Act telah melanggar hak First Amendment.
Kasus keduanya adalah Iancu v. Brunetti, di mana sang perancang busana Erik Brunetti berargumen bahwa permohonannya untuk merek dagang merek fashionnya FUCT (Friends U Can’t Trust) seharusnya tidak ditolak. Pengadilan memihak Brunetti pada 2019, yang menyatakan bahwa penolakan untuk memberikan merek dagang yang “memalukan” itu tidak konstitusional, dan juga melanggar hak First Amandement milik Brunetti.
Setelah keputusan Brunetti, Thunderpussy menunggu sembilan bulan sebelum mengetahui minggu ini bahwa mereka telah memenangkan aju banding dan telah secara resmi diberikan merek dagang mereka. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis seiring dengan berita tersebut, Thunderpussy menyatakan rasa terima kasih mereka kepada Tam dan Brunetti karena telah berbicara tentang pembatasan inkonstitusional pada sebuah merek dagang.
“Kami sangat senang dengan keputusan itu dan bangga untuk menjadi pelayan setia Thunderpussy,” tulis mereka dalam sebuah pernyataan. “Terima kasih kepada Simon Tam dan Erik Brunetti karena telah mendorong kasus kalian sampai ke Mahkamah Agung. Dan terima kasih kepada Mahkamah Agung karena telah menegakkan prinsip-prinsip ekspresi diri dan kebebasan berbicara yang kami junjung tinggi. Ini adalah langkah kecil untuk Pussy, dan satu kemajuan yang sangat besar untuk Thunderpussy”.
Penerjemah: Mohamad Shabaa El Sadiq
Editor: Dharma Samyayogi
Tags:
Bimo Sulaksono dan Jimi Multhazam. (Foto: dok. The Swinging Terror). The Swinging Terror adalah nama proyekan musik baru besutan duo rocker lawas, yakni Bim
Slank: Ivan, Kaka, Bimbim. (Foto: dok. Slank). Siapa sangka? Band rock legendaris Slank juga telah berhasil meramu vaksin yang siap didistribusikan secara m
Ted Nugent. (Foto: Nicole Hester/Mlive.com). Rocker kawakan yang terkenal suka bicara ceplas-ceplos, Ted Nugent, belum lama ini melukiskan gambaran suram te
Tico, si burung beo bersama majikannya, Frank Maglio. (Foto: via YouTube). Burung beo rocker. Yoi, ada seekor burung beo yang memiliki suara bagus dan gemar