Posted on: 12/12/20 at 11:00 am
Setelah komposisi dari rangkaian materi Skeptis sudah terkumpul dan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan, band death metal pendatang baru ini kemudian memasuki studio rekaman. Rekaman dilakukan di dua studio yang berbeda. Untuk take vokal dan gitar di Texas Sicklab Studio, Sidoarjo, sedangkan take dram di Mosas Studio, Surabaya. Dan sesi mixing dan mastering-nya dikerjakan oleh personil Skeptis sendiri, Indra Cahya, sang penggebuk dram.
Baca juga: Kolaborasi Epik “Tribute To DEATH” Persilangan Death Metal dan Simfoni Orkestra
Rekaman tersebut berisi dua lagu, yakni ‘To The Black Propaganda’ dan ‘Whirl Of Stagnancy’, yang dikemas dalam bentuk demo dan dikasih judul ‘Demo 2020’. Secara garis besar dari lirik dua lagu tersebut menceritakan problematika yang dialami personil Skeptis pada saat sebelum dibentuknya band, dan pada bagian instrumen sendiri lebih eksploratif dengan apa yang disukai oleh masing-masing personil pada band tertentu kemudian dirangkum menjadi satu kesatuan.
Salah satu lagu yang ada dalam ‘Demo 2020’ akhirnya dirilis melalui kanal YouTube Skeptis Death Metal, ‘To The Black Propaganda’ didapuk sebagai letusan perdana berupa MV (Music Video) lirik. ‘To The Black Propaganda’ adalah formula yang diciptakan dari buah pikiran selama beberapa bulan, dan merepresentasikan bagaimana musik Skeptis. Sementara lagu ‘Whirl Of Stagnancy’ juga akan dirilis dengan memanfaatkan layanan digital streaming yang mampu dinikmati secara worldwide.
Rencananya setelah berhasil menyelesaikan ‘Demo 2020’, ‘Skeptis’ akan berfokus kembali pada proses kreatif agar sesegera mungkin menelurkan beberapa materi untuk album debut yang ditargetkan Skeptis sendiri mampu menyelesaikannya pada pertengahan tahun 2021. Meski dalam pengerjaan materi dilakukan dengan pola yang sangat perlahan, Skeptis percaya dengan apa yang dikerjakan bersama hati dan kesabaran akan berbuah sesuatu yang bernilai lebih.
Terbentuk pada pertengahan 2020 di pinggiran kota Sidoarjo, Jawa Timur di kala pandemi mewabah di seluruh penjuru bumi. Tiga orang anak muda memutuskan membentuk band death metal, mereka adalah Yoga Asparella (gitar), Indra Cahya (dram), dan Rizky Wahyu (vokal). Tercetuslah sebuah nama ‘Skeptis’ yang mereka rasakan pas dibaptis menjadi nama band ini karena relevan dengan situasi saat awal terbentuknya band itu sendiri. Skeptis langsung bergerak cepat tanpa berpikir panjang dengan merangkai beberapa materi untuk sebuah proyek ‘demo’ sebagai penanda lahirnya Skeptis di scene musik metal ekstrim di Indonesia.
Baca juga: Vokalis Cewek Ini Ubah Refrain Lagu Madonna Jadi Death Metal di Acara TV Turki
Ok, selamat headbanging bersama lagu ‘To The Black Propaganda’ dari Skeptis, bray…
Sumber: Siaran Pers
Penulis & Editor: Dharma Samyayogi
Sufism. (Foto: dok. Sufism). Nama band ini memang sama sekali nggak merefleksikan tema atau karakteristik musik death metal. Sufism, sufisme atau dalam ajar
Kaligula. (Foto: dok. Kaligula). Terbentuk pada 2007, Kaligula awalnya mengusung musik alternative rock ala "Seattle Sound" alias grunge yang formasinya ter
Deathorchestra. (Foto: via YouTube). Kolaborasi antara raungan cadas heavy metal dan harmoni elegan simfoni orkestra telah terbukti sebagai suguhan yang spe
Vox Mortis. (Foto: Bastart). Bagaimana rasanya diculik, disekap, kemudian disiksa dan dijadikan kudapan karena dianggap berkhasiat atau sekadar untuk memenu